Kesalahan Ini Dapat Menimbulkan Drama Saat Rekrutmen

Shortlyst

Merekrut karyawan adalah hal rutin yang dilakukan oleh perusahaan yang mengalami pertumbuhan.

Selain untuk menyeimbangkan jumlah orang dengan beban pekerjaan yang meningkat, rekrutmen juga berfungsi untuk mendapatkan talenta baru atau pemimpin yang lebih kompeten daripada yang saat ini tersedia dalam perusahaan.

Namun seringkali saat prosesnya banyak terjadi drama bahkan hingga karyawan baru telah mulai bekerja. Ternyata drama tersebut bisa saja terjadi akibat kesalahan dalam proses rekrutmen.

Berikut ini beberapa kesalahan yang sebaiknya dihindari saat proses rekrutmen:

1. Merekrut Asal-Asalan

Anda merasa tertekan dengan tenggat waktu yang tersedia untuk mengisi posisi yang ditinggalkan sehingga melupakan sebagian aturan rekrutmen. Siapa saja yang dekat atau kenal dengan Anda direkrut, padahal tidak memenuhi persyaratan dan kualifikasi yang dibutuhkan.

Memang tidak mudah untuk mendapatkan rekrutan yang berkualitas dalam waktu singkat. Namun mulailah memantau orang di sekitar Anda, mulai dari supplier hingga teman dalam industri yang sama.

2. Melihat Referensi Secara Berlebihan

Lulusan dari universitas terkemuka belum tentu lebih baik dari universitas non-unggulan. Kata-kata yang menarik dalam lamaran kerja bisa dibuat oleh penulis profesional, bukan pelamar kerja sendiri.

Seseorang yang telah bekerja selama beberapa tahun belum tentu lebih pandai daripada yang baru bergabung 1 tahun jika dia tidak mau belajar hal-hal baru.

3. Mengabaikan Masalah Kecocokan

Anda hanya melihat kualifikasi tanpa mempertimbangkan faktor kepribadian yang sesuai dengan jenis lowongan, semangat untuk bekerja, pengetahuan, dan ketertarikan yang tinggi dari pelamar terhadap perusahaan.

Semakin banyak kecocokannya, pelamar kerja akan semakin cepat beradaptasi dan menghasilkan kinerja yang ekselen.

4. Menilai Pengalaman Melebihi Kecerdasan

Pengalaman atau kecerdasan saja tidak menentukan keberhasilan seseorang. Diperlukan kombinasi pengalaman beberapa tahun di posisi yang sama dengan kecerdasan dalam diri seorang kandidat.

HRD yang ahli akan bisa menemukan informasi ini selama wawancara berlangsung. Visi dan misi perusahaan bisa lebih cepat terwujud jika melakukan rekrutmen yang tepat.

5. Tertarik pada Pembicara yang Baik

Terkadang HRD terpukau mendengar “kehebatan” seorang pelamar dalam berbicara. Wawancara menjadi lebih menarik dan Anda kehilangan fokus. Pastikan anda meneliti setiap perkataan yang keluar dari mulut kandidat.

Salah satu cara yang baik untuk menghindari hal ini adalah dengan bertanya sedetil mungkin dan mengecek konsistensi pernyataan pelamar selama proses wawancara berlangsung.

6. Merekrut “Kutu Loncat”

Hindari merekrut orang yang berpindah kerja terlalu sering dalam waktu singkat. Tidak ada aturan yang tepat untuk ini, 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun bisa merupakan waktu yang cepat, bisa juga tidak terlalu relevan. Sekali lagi, Anda perlu bertanya yang tepat dan mencari jawaban yang konsisten.

Jangan sampai kesalahan di atas terjadi sehingga menimbulkan drama dalam proses rekrutmen. Gunakan tool untuk recruiter terbaik Shortlyst agar hal tersebut tidak terjadi.

Shortlyst memberikan banyak keunggulan untuk tool recruiter. Dapat memberikan 600 juta lebih profil kandidat yang bisa diakses dari seluruh dunia. Dapat terintegrasi ke berbagai platform seperti LInkedIn. Menggunakan teknologi AI yang cerdas dan efisien.

Shortlyst juga memiliki fitur yang mendukung proses perekrutan dilakukan layaknya bekerja dalam tim, bisa saling tag antara kandidat dan recruiter, dan fitur-fitur lain yang memudahkan proses perekrutan.

Dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari 23 USD, atau hanya 5% dari harga software serupa yang disediakan LinkedIn Anda dapat menggunakan Shortlyst untuk membantu rekrutmen.

You May Also Like

About the Author: admin